Peluang Usaha Omzet Rp 200 Juta/Bulan dari Bisnis Arumanis

Peluang Usaha Omzet Rp 200 Juta/Bulan dari Bisnis Arumanis

Haji Ardi Raup Omzet Rp 200 Juta/Bulan dari Bisnis Arumanis



Jakarta - Tahun 2000, Ardi Sahami, orang memanggilnya Haji Ardi, masih seorang sales camilan arumanis atau yang lebih populer dikenal dengan gulali. Saat itu, dirinya menjajakan panganan yang berbahan baku gula ini dari satu pintu ke pintu, dari satu warung ke warung, berkeliling Kota Yogyakarta. 


Masih di kota yang sama, pada 2004 Ardi memutuskan keluar dari pekerjaan dan mulai menekuni bisnis arumanis yang dikelolanya sendiri. Pengalaman selama menjadi sales, membuat Ardi lebih mudah membangun jaringan pemasaran. 

Menurut Ardi, bisnis makanan seperti gulali memang tak ada habisnya. Meski tergolong makanan ringan tempo dulu, semua kalangan dari anak-anak sampai orang tua, menyukai panganan yang berbentuk rambut dengan rasa manis legit ini.

"Dulu tahun 2000 saya masih jadi sales. Baru tahun 2004 mulai bisnis sendiri, beli mesin sendiri dan mengontrak rumah untuk usaha dengan modal Rp 20 juta," kata Ardi kepada detikFinance, Selasa (19/12/2016).


Lambat laun, usahanya semakin berkembang seiring pemasaran arumanis pabrikannya yang semakin meluas, bahkan hingga keluar kota Yogyakarta. Dari pengerjaannya yang awalnya dilakukan sendiri, kini Ardi memiliki 20 karyawan dan omzet sekitar Rp 200 juta setiap bulannya.

"Sekarang omzet bisa Rp 200 juta dalam sebulannya dengan karyawan 20 orang, termasuk di bagian penjualan. Penjualan selain di Yogyakarta, saat ini sudah sampai Solo, sampai daerah Banyuwangi," jelas Ardi.

Berbekal pengalamannya menjadi sales di produk makanan yang sama, Ardi menggunakan strategi penjualan langsung ke beberapa pasar tradisional, warung-warung, warnet, toko buah, apotek, toko oleh-oleh, restoran, supermarket, sampai di SPBU di 8 kota. Dengan label dagang Sempe Arumanis, Ardi menjual panganan yang identik dengan warna merah muda terang tersebut dengan harga kisaran Rp 5.000-Rp 20.000. 

"Sekarang satu hari saja habis 300 kilogram gula, saya pakai gula rafinasi untuk bahan bakunya. Saya coba untuk pasarkan arumanis ini di luar Pulau Jawa," ucap Ardi. 

Menurut Ardi, meski sekarang usahanya terbilang besar, bukan berarti berjalan mulus tanpa kendala.


"Kadang distributor ini nggak konsisten dalam penjualannya. Akhirnya tagihannya pun lama, kalau pembayaran macet kan paling susah. Selain itu juga faktor sales yang terkadang tidak jujur," pungkasnya. 

Jika berrminat memesan Sempe Arumanis, silakan hubungi kontak berikut ini:
Website: www.sempearumanis.com
Instagram: Sempearumanis
Facebook: Sempearumanis (hns/ang)


0 Komentar